Rabu, 28 September 2016

Untuk apa sih kita mempelajari filsafat?



Filsafat

 Hasil gambar untuk filsafat

Filsafat merupakan sebuah imu yang berusaha mencari sebuah kebenaran, kebenaran itu bisa menurut rasio (pemikiran dari apa yang kita lihat), empiris (pengalaman) maupun melalui kritisme.

Untuk apa sih kita mempelajari filsafat, untuk apa kita mencari-cari kebenaran sedangkan kita tau kebenaran hanya ada di tangan Tuhan?
 Karena Tuhan tidak akan memberi atau memperlihatkan kebenaran jika kita tidak berusaha mencari kebenaran itu. Seperti halnya kita berusaha mencari rejeki dan mencari jodoh sedangkan kita tau Tuhan telah mengaturnya. Tapi Tuhan ingin kita berusaha untuk menemukan hal itu.
Selain itu manusia mempelajari filsafat dan mencari kebenaran agar memuaskan hasrat atau rasa ingin tahunya terhadap sesuatu. Dengan begitu manusia akan mengetahui segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Kecuali takdir (jodoh, kematian dan musibah) serta urusan hati.

Philosophy Of Money



 “ Oh, it’s just me, myself and I  “ Bebe Rexha (G-Eazy)
 dan teori George Simmel
Hasil gambar untuk philosophy of money

Teori yang terkenal dari seorang George Simmel adalah   “Teori Philosophy Of Money”.  Salah satu yang menjadi perhatian awal Simmel dalam karya ini adalah hubungan antara uang dengan nilai. Simmel juga mengatakan bahwa benda-benda yang terlalu dekat, terlalu mudah diperoleh, maka benda itupun tidak terlalu berharga. Dan sebaliknya benda-benda yang terlalu jauh, terlalu sulit, atau nyaris mustahil untuk didapatkan juga sangat tidak bernilai.
Benda-benda yang paling bernilai adalah yang tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat. Faktor yang mempengaruhi suatu benda bernilai atau tidak adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kelangkaan, kesulitan untuk memperolehnya, dan keharusan nya diberikan benda lain untuk mendapatkannya. Simmel memandang uang sebagai bentuk khusus nilai. Uang merupakan fenomena yang terkait dengan berbagai komponen kehidupan seperti pertukaran, milik, kebebasan individu, gaya hidup, kebudayaan, dan nilai individu. Jika dikaitkan dengan lagu “it’s just me, myself and I “ teori Simmel ada kesesuaian atau terdapat kebenaran di dalamnya.
Dalam lagu ini menggambarkan seseorang yang sangat mementingkan materi atau uang, bahkan membeli diri untuk kehidupan. Dalam lagu ini menggambarkan seseorang yang tidak membutuhkan orang lain karena menganggap semua aspek kehidupan bisa dibeli dengan uang, bahkan ketika terdapat masalahpun dia menganggap bisa mengatasinya sendiri. Seperti yang Simmel katakana bahwa benda-benda yang terlalu dekat, terlalu mudah diperoleh, maka benda itupun tidak terlalu berharga.
 Pada lagu “it’s just me, myself and I “ ini menjelaskan bahwa segala sesuatu yang dia inginkan dapat diperoleh atau dibelinya dengan mudah, jadi dapat dikatakan bahwa benda-benda yang ia beli sebenarnya tidak terlalu berharga baginya karena ia mendapatkannya dengan mudah, dengan cepat, tanpa harus menunggu waktu lama. Seperti pada lirik  A Ferrari I’m buyin’ three (Ferrari aku membelinya sebanyak tiga buah), A closet of saint Laurent, get what I want when I want ( sebuah lemari dari saint Laurent, memiliki apa yang aku ingin saat aku menginginkan). Dalam lagu ini ketika seseorang mengandalkan uang yang dimilikinya maka dia hanya ingin sendiri, berada dirumah, bergaul dengan teman-teman palsu, bersenang-senang, dan menciptakan sebuah tren atau gaya hidup. Itu menunjukan bahwa seolah-olah hidupnya kurang bernilai, karena apa yang di inginkan bisa didapatkan dengan mudah. Ia hanya bersenang-senang dengan uang, berpesta dengan minuman keras, dan hal lainnya seperti pada lirik “I’m swimming in money “, “swimming in liquor my liver is muddy”. Namun, pada lagu ini juga tersirat makna bahwa untuk mencapai suatu kesenangan memiliki uang dan segalanya bukan hanya karena keberuntungan tetapi harus dengan bekerja, bekerja keras untuk mendapatkannya.
 Dalam teorinya, George Simmel juga menjelaskan efek dari uang, yakni :
o   Efek positif, Uang memang seharusnya memberikan manfaat bagi manusia. Dengan ditemukannya uang, manusia mudah untuk menentukan standar dalam bertransaksi. Uang bersifat universal, apalagi di jaman globalisasi saat ini. Uang menaruh investasi jangka panjang kehidupan manusia kedepannya, contohnya dengan adanya pasar modal, tabungan, semua semata-mata dilakukan  karena uang diyakini bisa menjadi jaminan hidup manusia nantinya. Uang juga dapat memacu setiap orang untuk meningkatkan kapasitas diri, karena tinggi rendahnya nilai uang yang akan dihasilkan, berbanding lurus dengan kualitas diri seseorang. Hasil karya/ usaha seseorang dapat dihargai dengan jumlah besarnya uang yang dia hasilkan
o   Efek negatif, Efek negatif dari hubungan antara uang dan nilai yang dikemukakan oleh Simmel adalah meningkatnya sinisme dan sikap acuh. Sinisme terjadi ketika aspek tertinggi dan terendah dari kehidupan sosial diperjualbelikan, direduksi menjadi alat tukar umum (uang). Sehingga kita bisa “membeli” kecantikan, kebenaran, ataupun kecerdasan semudah membeli cemilan. Meningkatnya segala hal menjadi alat tukar umum mengarah pada sikap sinis bahwa segala hal memiliki harga, bahwa apapun dapat dijual atau dibeli di pasar.  Efek negatif lain dari ekonomi uang adalah semakin merebaknya hubungan impersonal antarorang. Alih-alih berhubungan dengan individu sebagai pribadi, kita cenderung hanya berhubungan dengan posisi. Misal, ketika mengenal orang kita hanya mengenal dari posisinya saja (tukang antar barang, tukang kebun, tukang roti, dan lain-lain) dan hal itu terlepas dari siapa yang menduduki posisi tersebut.
Seperti yang diungkapkan diatas mengenai dampak positif dan negatif dari uang, pada lagu “it’s just me, myself, and I “ memperlihatkan bahwa benar uang itu dapat memberikan dampak positif dan negatif. Kita dapat membeli benda apapun yang kita inginkan, namun disamping itu uang dapat membuat seseorang memiliki sikap sinisme atau sikap acuh terhadap orang lain, individualistis, bukan berhubungan sosial antar pribadi melainkan hanya berhubungan dengan posisi.            


HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA



HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA
Hasil gambar untuk hakikat manusia dan pengembangannya
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji manga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon manga dan bukannya menjadi pohon jambu.
Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu (integrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.
Pemahaman pendidik terhadap sifat hakikat manusia dan akan membentuk peta tentang karakteristik manusia. Peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi, metode dan teknik, serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi transaksional ke dalam interaksi edukatif. Dengan kata lain, dengan menggunakan peta tersebut sebagai acuan seorang pendidik tidak mudah terkecoh kedalam bentuk-bentuk transaksional yang patologis dan berakibat merugikan subjek didik.
Alasan kedua mengapa gambaran yang benar dan jelas tentang manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah karena adanya perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, lebih0lebih pada masa mendatang. Memang banyak manfaat yang dapat diraih bagi kehidupan manusia darinya. Namun, disisi lain tidak dapat dielakan akan adanya dampak negative, yang terkadang tanpa disadari sangat merugikan bahkan mungkin mengancam keutuhan eksistensi manusia, seperti ditemukannya bom kimia dan bakteri, video, dan DBS (direct Broad-casting System), rekayasa genetika dan lain-lain, yang digunakan secara tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, adalah sangat strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan pada bagian pertama dari seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya.


Dari buku karya Dr. Umar Tirtaraharja dan Drs. S. L. La Sulo