GEORGE
SIMMEL : THE PHILOSOPHY OF MONEY “HUBUNGAN ANTARA UANG DENGAN NILAI”
1.1
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki banyak kebutuhan
dan keinginan untuk melangsungkan hidupnya dan untuk memperoleh eksistensi diri
di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu manusia melakukan berbagai cara
untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginannya sehingga mereka bisa merasa puas
ketika mendapatkan sesuatu itu dan pada akhirnya mereka tetap bisa
melangsungkan hidup mereka dengan baik.
Keinginan manusia untuk memperoleh sesuatu itulah yang
membuat sesuatu semakin bernilai dan dianggap sangat berharga jika kita bisa
mendapatkannya. Tetapi untuk mendapatkan sesuatu itu pasti ada suatu proses dan
nilai tukar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Nilai tukar itulah yang
digambarkan dengan sesuatu barang yang mudah untuk mendapatkannya. Dan nilai
tukar itu disebut dengan uang.
Uang bisa menjadi sarana yang positif dalam proses
mendapatkan sesuatu tetapi uang juga bisa menjadi sarana yang negatif ketika
seseorang ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Disini kami akan
membahas bagaimana hubungan antara nilai dengan uang dan bagaimana jarak-jarak
yang dibuat oleh uang kemudian cara menyelesaikan jarak tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk makalah
teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Biografi dari salah satu
tokoh teori sosial klasi Georg Simmel?
2. Bagaimana teori The Philosophy of
Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel?
3. Bagaimana Efek dari Uang?
4. Bagaimana Implementasi teori The
Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel?
5. Apa saja fakta dari teori The
Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) di lingkungan sekitar?
1.3
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah
teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Biografi dari salah satu
tokoh teori sosial klasi Georg Simmel
2. Mengetahui teori The Philosophy of
Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel
3. Mengetahui Efek dari Uang
4. Mengetahui Implementasi teori The
Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel
5.
Mengetahui beberapa fakta dari teori
The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) di lingkungan sekitar
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Biografi Georg Simmel
Georg Simmel lahir di pusat kota Berlin pada tanggal 1 Maret
1858. Ia belajar berbagai bidang studi di Universitas Berlin. Namun, upaya
pertamanya untuk menulis disertasi ditolak. Kendati demikian, Simmel bersikukuh
untuk memperoleh gelar doktornya dalam bidang filsafat pada tahun 1881.
Ia tetap berada di universitas sebagai pengajar sampai dengan tahun 1914,
meskipun ia menduduki posisi yang tidak penting sebagai privatdozent pada tahun
1885 sampai dengan 1900. Dalam posisi selanjutnya, Simmel bekerja sebagai dosen
yang tidak digaji negara dan hidupnya tergantung pada bayaran mahasiswa.
Kendati berada pada posisi pinggir, Simmel agak sukses menjalani kariernya,
terutama karena ia adalah seorang pemberi kuliah yang begitu cemerlang dan
menarik perhatian mahasiswa.
Oleh beberapa orang ia digambarkan sebagai seorang yang
tinggi dan langsing, sementara oleh orang lain digambarkan sebagai seorang yang
pendek dan menunjukkan ekspresi putus asa. Tampilan luarnya dilaporkan sebagai
tidak menarik, tipikal Yahudi, namun juga sangat intelektual dan teguh secara
moral. Ia dilaporkan sebagai seorang pekerja keras, namun juga penuh humor dan
sangat lancar berbicara ketika memberikan kuliah.
Simmel menulis begitu banyak artikel “the metropolis and
mental life” dan buku “the philosophy of money”. Ia terkenal dikalangan
akademisi Jerman dan bahkan memiliki pengikut internasional, khususnya di
Amerika Serikat, tempat karyanya memiliki arti sangat penting bagi kelahiran
sosiologi. Akhirnya, pada tahun 1900, Simmel memperoleh pengakuan penuh, satu
gelar terhormat di Universitas Berlin.
Salah satu alasan bagi kegagalan Simmel adalah karena ia
seorang Yahudi yang hidup di Jerman abad ke-19 yang sarat dengan anti-Semitisme
(Kasier,1985). Jadi, dalam satu laporan tentang Simmel yang ditulis kepada
menteri pendidikan, Simmel digambarkan sebagai seorang “Israel sejati, dari
tampilan luarnya, dari gerak-geriknya dan dari cara berfikirnya”. Alasan lain
adalah jenis jenis karya yang ditulisnya. Banyak artikel yang terbit di surat
kabar dan majalah; semua itu di tulis untuk audien yang lebih umum daripada
untuk para psiolog akademis. Selain itu, karena tidak memiliki jabatn akademi
regular, ia terpaksa mendapatkan penghasilan dengan kuliah umum. Audien simmel,
bagi tulisan maupun kuliah-kuliahnya, adalah khalayak intelektual ketimbang
sosiolog professional, dan hal ini cenderung membawanya pada penilaian bernada
ejekan dari rekan-rekan seprofesinya.
Akhirnya pada tahun 1914 Simmel memperoleh pekerjaan
akademik regulerr satu universitas kecil (Strasbourg) namun sekali lagi ia
merasa terkucil. Disatu sisi, ia menyesal karena meninggalkan audiennya di
kalangan Intelektual Berlin.
Perang Dunia 1 meletus beberapa waktu setelah kerja Simmel
di Strasboug. Jadi, Simmel tetap menjadi sosok marjinal di kalangan akademisi
Jerman sampai dengan ia wafat tahun 1918. Ia memang tidak pernah menapaki
karier akademis. Namun, Simmel menarik banyak pengikut akademik pada masa ini,
dan ketenarannya sebagai ilmuwan memang tumbuh pesat setelah beberapa tahun
berselang.
2.2
Teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari
Georg Simmel
Salah satu yang menjadi perhatian awal Simmel dalam karya
ini adalah hubungan antara uang dengan nilai. Secara umum ia berpendapat bahwa
orang menciptakan nilai dengan menciptakan objek. Semakin besar kesulitan untuk
mendapatkan suatu objek, semakin besar pula nilainya. Namun kesulitan untuk
memperoleh nilai mempunyai “batas atas batas bawah”. Prinsip umumnya adalah
bahwa nilai benda berasal dari kemampuan orang untuk menjarakkan dirinya secara
tepat dari objek. Benda-benda yang terlalu dekat, terlalu mudah diperoleh, maka
benda itupun tidak terlalu berharga. Dan sebaliknya benda-benda yang terlalu
jauh, terlalu sulit, atau nyaris mustahil untuk didapatkan juga sangat tidak
bernilai. Benda-benda yang paling bernilai adalah yang tidak terlalu jauh
ataupun terlalu dekat. Faktor yang mempengaruhi suatu benda bernilai atau tidak
adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kelangkaan, kesulitan untuk
memperolehnya, dan keharusan nya diberikan benda lain untuk mendapatkannya. Simmel memandang uang sebagai bentuk
khusus nilai. Uang merupakan fenomena yang terkait dengan berbagai komponen
kehidupan seperti pertukaran, milik, kebebasan individu, gaya hidup,
kebudayaan, dan nilai individu.
Dalam konteks umum nilai inilah Simmel mendiskusikan uang.
Dalam ranah ekonomi, uang berperan dalam menciptakan jarak dengan objek dan
menawarkan diri menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut. Nilai uang yang
melekat pada objek dalam ekonomi modern menyebabkan kita berjarak darinya, kita
tidak dapat memperolehnya tanpa uang kita. Kesulitan untuk mendapatkan uang dan
objek-objek tersebut menjadikannya bernilai bagi kita. Pada saat yang sama,
sekali kita mendapatkan cukup banyak uang, kita mampu mengatasi jarak antara
diri kita dengan objek. Dengan demikian uang memiliki fungsi yang unik,
menciptakan jarak antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk
mengatasi jarak tersebut.
Dalam proses menciptakan nilai, uang juga menyediakan dasar
bagi berkembangnya pasar, ekonomi modern, dan akhirnya masyarakat modern. Uang
menyediakan sarana yang dapat digunakan elemen-elemen ini untuk mendapatkan
kehidupan bagi dirinya sendiri yang bersifat eksternal dan memiliki daya paksa
terhadap actor. Hal ini bertentangan dengan masyarakat-masyarakat sebelumnya
dimana barter atau perdagangan tidak mengarah pada uang semata. Simmel
menyatakan bahwa uang memungkinkan adanya kalkulasi jangka panjang, usaha skala
besar, dan kredit jangka panjang. Dan hal itu kini benar-benar terjadi dalam
kehidupan ini.
Diam-diam uang berperan penting dalam rasionalisasi dengan
meningkatkan arti penting kecerdasan di dunia modern. Di satu sisi,
perkembangan ekonomi uang diyakini akan menyebabkan ekspansi proses mental.
Sebagai contoh, Simmel menunjukkan betapa rumitnya proses mental yang
diperlukan dalam transaksi dengan uang, misalnya membayar tagihan bank dengan
uang tunai. Di sisi lain uang juga berperan besar dalam perubahan norma dan
nilai dalam masyarakat. Sehingga dapat diartikan bahwa uang bisa mendorong
terjadinya “reorientasi fundamental kebudayaan kearah intelektualitas”.
2.3
Efek dari Uang
2.3.1.
Efek Positif
Uang memang
seharusnya memberikan manfaat bagi manusia. Dengan ditemukannya uang, manusia mudah untuk menentukan standar dalam
bertransaksi. Uang bersifat universal, apalagi di jaman globalisasi saat
ini. Uang menaruh investasi jangka panjang kehidupan manusia kedepannya,
contohnya dengan adanya pasar modal, tabungan, semua semata-mata dilakukan
karena uang diyakini bisa menjadi jaminan hidup manusia nantinya.
Uang juga dapat memacu setiap orang untuk meningkatkan kapasitas diri, karena tinggi
rendahnya nilai uang yang akan dihasilkan, berbanding lurus dengan kualitas
diri seseorang. Hasil karya/ usaha seseorang dapat dihargai dengan jumlah
besarnya uang yang dia hasilkan. Kakak ipar saya, sebut saja Lutfi, dahulunya
miskin, memiliki banyak saudara dan hidup yatim. Ibunya membiayai kuliahnya
dengan berdagang nasi uduk setiap hari. Setelah lulus kuliah dengan gelar
Sarjana Teknik Kimia, dia melamar kerja di sebuah perusahaan minyak asing,
Chevron. Dengan berbagai usaha dan keuletan yang dilakukannya, dia
dipindahkerjakan ke Oman dan berpenghasilan lebih dari 70 juta rupiah perbulan.
Dia bekerja keras demi mengangkat kondisi keluarganya dengan memiliki uang yang
lebih. Saat ini dia disegani dan dihargai orang lain, karena mereka tahu, Lutfi
telah berhasil memiliki kualitas diri yang pantas. Secara langsung, status sosialnya juga terangkat dalam
kehidupan bermasyarakat.
2.3.2.
Efek Negatif
Efek negatif
dari hubungan antara uang dan nilai yang dikemukakan oleh Simmel adalah
meningkatnya sinisme dan sikap acuh. Sinisme terjadi ketika aspek tertinggi dan
terendah dari kehidupan sosial diperjualbelikan, direduksi menjadi alat tukar
umum (uang). Sehingga kita bisa “membeli” kecantikan, kebenaran, ataupun
kecerdasan semudah membeli cemilan. Meningkatnya segala hal menjadi alat tukar
umum mengarah pada sikap sinis bahwa segala hal memiliki harga, bahwa apapun
dapat dijual atau dibeli di pasar.
Efek negatif
lain dari ekonomi uang adalah semakin merebaknya hubungan impersonal
antarorang. Alih-alih berhubungan dengan individu sebagai pribadi, kita
cenderung hanya berhubungan dengan posisi. Misal, ketika mengenal orang kita
hanya mengenal dari posisinya saja (tukang antar barang, tukang kebun, tukang
roti, dan lain-lain) dan hal itu terlepas dari siapa yang menduduki posisi
tersebut.
Dampak yang
lainnya adalah reduksi nilai manusia menjadi dolar, “kecenderungan mereduksi
nilai manusia menjadi ekspresi moneter” atau bisa dikatakan bahwa manusia bisa
dibayar dengan uang. Sebagai contoh, Simmel menggambarkan kasus yang terjadi di
masyarakat primitive, yaitu diampuninya pembunuhan dengan membayar sejumlah
uang, contoh yang lain yaitu dipertukarkannya seks dengan uang. Meluasnya
prostitusi juga merupakan dampak dari ekonomi uang.
2.4
Implementasi teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang
dan Nilai) dari Georg Simmel
Dalam teori
tersebut Simmel mengatakan bahwa “uang memungkinkan adanya kalkulasi jangka
panjang, usaha skala besar, dan kredit jangka panjang”. Dan hal itu kini
benar-benar terjadi dalam masyarakat, dimana kini banyak bermunculan
kredit-kredit. Simmel juga pernah mengatakan bahwa “….jadi salah satu
kecenderungan hidup-reduksi kualitas menjadi kuantitas secara amat jelas
terwujud dalam bentuk uang…”.
Implementasi
teori Simmel dalam masyarakat juga bisa kita lihat dari perkataan Simmel yang
mengatakan bahwa “Dampak lain ekonomi uang adalah reduksi nilai manusia menjadi
dolar”. Simmel juga memberi contoh tentang hal itu, yaitu meluasnya prostitusi,
dan di masyarakat sekarang ini prostitusi seakan sudah menjadi bagian hidup
sebagian orang disekitar kita.
2.5
Fakta teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan
Nilai) di lingkungan sekitar
2.5.1. Di lingkungan kampus (Universitas
Trunojoyo Madura)
Di setiap Universitas pasti ada
proses Administrasi yang dilakukan oleh Mahasiswa sebelum melakukan proses
perkuliahan. Dulu di Universitas Trunojoyo Madura sendiri pembayaran SPP (sekarang
menjadi UKT) dilakukan secara langsung dengan datang ke kampus dan membayar
kepada petugas sebelum melakukan proses selanjutnya. Tetapi pada saat ini
proses pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal) dilakukan dengan Online atau
transaksi secara tidak langsung, Jadi mahasiswa melakukan pembayaran dulu
melalui bank. Dari sini bisa disebut bahwa melakukan suatu proses untuk
memperoleh suatu nilai yang dianggap berharga (kuliah) atau jarak yang dibuat
oleh uang dan memperolehnya juga melalui uang serta prosesnya pun mengalami
perubahan dari pembayaran langsung menjadi pembayaran secara Online.
Contoh di atas bisa mencontohkan
teori Georg Simmel dalam bukunya The Philosophy of Money bahwa uang juga bisa
membawa efek positif yaitu membuat
perubahan kearah intelektualitas.
2.5.2. Di lingkungan Remaja
Remaja identeik dengan keinginannya
yang tinggi untuk memperoleh sesuatu yang dianggapnya berharga. Khususnya
remaja wanita yang tentu menginginkan kecantikan fisik yang menurut mereka itu
adalah sesuatu yang sangat penting. Meskipun jarak yang ada antara mereka
dengan kecantikan itu bisa dikatakan sangat jauh karena kosmetik atau sesuatu
untuk menjadikan fisik mereka tampak cantik di ukur oleh uang. Semakin mahal
harga prodaknya maka menurut mereka semakin berharga pula nilai dari kosmetik
tersebut.
Di kota besar, seperti salah satunya
adalah Surabaya (kota asal penulis) ada fenomena yang bisa menjelaskan tentang
teori tersebut. Mereka yang memiliki uang lebih bisa memperoleh nilai yang
berharga (kecantikan) dengan mudahnya namun mereka yang tidak memiliki uang
cukup seperti remaja wanita yang berada di pinggiran kota Surabaya hanya bisa
memendam keinginan mereka untuk tampil lebih cantik secara fisik dan memendam
keinginan untuk mengatasi jarak yang diciptakan oleh uang tersebut.
Contoh ini bisa menjelaskan bahwa
pengamatan Georg Simmel mengenai efek negative dari uang sangat dekat dengan
masyarakat khususnya masyarakat modern dan sekarang pengamatan simmel itu
benar-benar terjadi.
2.5.3. Di lingkungan Politik
Pada waktu seperti sekarang ini
yaitu masa menjelang Pilpres 2014 kita tentunya sudah sering mendengar isu
mengenai Money politik atau bahkan fakta mengenai Politik uang tersebut.
Penulis menemukan fakta yang terjadi beberapa bulan yang lalu ketika musim
kampanye untuk pemilihan Calon Legislatif tahun 2014. Pada waktu itu sering
sekali ada kampanye besar yang dilakukan oleh beberapa partai politik di
Stadion Gelora 10 November Surabaya yang berlangsung secara bergantian. Ketika
ada kampanye besar pasti ada dana besar pula untuk melaksanakan kampanye
tersebut. Lalu untuk apa mereka melakukan hal itu?, tentunya untuk memperoleh
nilai yang dianggap berharga (suara pada pemilu) dan mengatasi jarak antara
Caleg dengan masyarakat. Bahkan tidak hanya melakukan kampanye besar yang
membutuhkan dana besar, mereka juga memberikan kaos dan amplop (berisi uang)
kepada masyarakat yang berpartisipasi dalam kampanye tersebut untuk mendapatkan
suara dari masyarakat sehingga mereka bias menang dalam pemilu Legislatif.
Contoh yang satu ini bisa
menjelaskan bahwa uang bisa membuat jarak antara seseorang dengan benda atau
orang lain tetapi uang juga yang bisa mengatasi jarak tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari
makalah tentang buku atau teori The
Philosophy of Money dari Georg Simmel ini adalah membahas tentang nilai benda yang berasal dari
kemampuan orang untuk mengatur
antara jarak dirinya dengan
objek. Benda
bernilai atau tidak adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kelangkaan,
kesulitan untuk memperolehnya, dan nilai tukar dari benda tersebut.
Dan dalam hal inilah Georg Simmel
dalam teorinya menyampaikan bahwa nilai tukar tersebut dikatakan sebagai uang
dan bukan barter lagi seperti dulu. Uang menurut Georg Simmel adalah sebagai
alat untuk menentukan nilai, uang juga bisa diartikan benda untuk membuat jarak
dari seseorang kepada benda sekaligus memberikan cara penyelesaian untuk
mengatasi jarak yang dibuat oleh uang itu sendiri.
Jadi pada teori Georg Simmel yang
satu ini lebih menekankan hubungan antara nilai dan uang, bagaimana uang bisa
membuat batasan-batasan dari sebuah nilai dan uang sendiri bisa mengatasi
batasan-batasan tersebut.
3.2
Saran
Masyarakat modern saat ini telah
menjadikan uang sebagai sasaran utama dalam kehidupannya dan telah mengabaikan
nilai-nilai yang seharusnya perlu diingatoleh masyarakat yang seharusnya
semakin pintar seperti sekarang ini. Saran bagi pembaca maupun penulis sendiri
yaitu, uang sebetulnya adalah hanya alat tukar untuk mendapatkan sesuatu atau
sebuah nilai yang kita anggap berharga dan uang bukan menjadi sasaran utama
dari aktifitas kita tetapi uang hanya menjadi sarana dalam proses mendapatkan
nilai yang kita inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar