Selasa, 29 November 2016

THE PHILOSOPHY OF MONEY “HUBUNGAN ANTARA UANG DENGAN NILAI” (GEORGE SIMMEL)



GEORGE SIMMEL : THE PHILOSOPHY OF MONEY “HUBUNGAN ANTARA UANG DENGAN NILAI” 
Hasil gambar untuk philosophy of money


1.1         Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki banyak kebutuhan dan keinginan untuk melangsungkan hidupnya dan untuk memperoleh eksistensi diri di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu manusia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginannya sehingga mereka bisa merasa puas ketika mendapatkan sesuatu itu dan pada akhirnya mereka tetap bisa melangsungkan hidup mereka dengan baik.
Keinginan manusia untuk memperoleh sesuatu itulah yang membuat sesuatu semakin bernilai dan dianggap sangat berharga jika kita bisa mendapatkannya. Tetapi untuk mendapatkan sesuatu itu pasti ada suatu proses dan nilai tukar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Nilai tukar itulah yang digambarkan dengan sesuatu barang yang mudah untuk mendapatkannya. Dan nilai tukar itu disebut dengan uang.
Uang bisa menjadi sarana yang positif dalam proses mendapatkan sesuatu tetapi uang juga bisa menjadi sarana yang negatif ketika seseorang ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Disini kami akan membahas bagaimana hubungan antara nilai dengan uang dan bagaimana jarak-jarak yang dibuat oleh uang kemudian cara menyelesaikan jarak tersebut.



1.2         Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk makalah teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana Biografi dari salah satu tokoh teori sosial klasi Georg Simmel?
2.      Bagaimana teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel?
3.      Bagaimana Efek dari Uang?
4.      Bagaimana Implementasi teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel?
5.      Apa saja fakta dari teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) di lingkungan sekitar?

1.3         Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui Biografi dari salah satu tokoh teori sosial klasi Georg Simmel
2.      Mengetahui teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel
3.      Mengetahui Efek dari Uang
4.      Mengetahui Implementasi teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel
5.      Mengetahui beberapa fakta dari teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) di lingkungan sekitar




BAB II
PEMBAHASAN

2.1           Biografi Georg Simmel
Georg Simmel lahir di pusat kota Berlin pada tanggal 1 Maret 1858. Ia belajar berbagai bidang studi di Universitas Berlin. Namun, upaya pertamanya untuk menulis disertasi ditolak. Kendati demikian, Simmel bersikukuh untuk  memperoleh gelar doktornya dalam bidang filsafat pada tahun 1881. Ia tetap berada di universitas sebagai pengajar sampai dengan tahun 1914, meskipun ia menduduki posisi yang tidak penting sebagai privatdozent pada tahun 1885 sampai dengan 1900. Dalam posisi selanjutnya, Simmel bekerja sebagai dosen yang tidak digaji negara dan hidupnya tergantung pada bayaran mahasiswa. Kendati berada pada posisi pinggir, Simmel agak sukses menjalani kariernya, terutama karena ia adalah seorang pemberi kuliah yang begitu cemerlang dan menarik perhatian mahasiswa.
Oleh beberapa orang ia digambarkan sebagai seorang yang tinggi dan langsing, sementara oleh orang lain digambarkan sebagai seorang yang pendek dan menunjukkan ekspresi putus asa. Tampilan luarnya dilaporkan sebagai tidak menarik, tipikal Yahudi, namun juga sangat intelektual dan teguh secara moral. Ia dilaporkan sebagai seorang pekerja keras, namun juga penuh humor dan sangat lancar berbicara ketika memberikan kuliah.
Simmel menulis begitu banyak artikel “the metropolis and mental life” dan buku “the philosophy of money”. Ia terkenal dikalangan akademisi Jerman dan bahkan memiliki pengikut internasional, khususnya di Amerika Serikat, tempat karyanya memiliki arti sangat penting bagi kelahiran sosiologi. Akhirnya, pada tahun 1900, Simmel memperoleh pengakuan penuh, satu gelar terhormat di Universitas Berlin.
Salah satu alasan bagi kegagalan Simmel adalah karena ia seorang Yahudi yang hidup di Jerman abad ke-19 yang sarat dengan anti-Semitisme (Kasier,1985). Jadi, dalam satu laporan tentang Simmel yang ditulis kepada menteri pendidikan, Simmel digambarkan sebagai seorang “Israel sejati, dari tampilan luarnya, dari gerak-geriknya dan dari cara berfikirnya”. Alasan lain adalah jenis jenis karya yang ditulisnya. Banyak artikel yang terbit di surat kabar dan majalah; semua itu di tulis untuk audien yang lebih umum daripada untuk para psiolog akademis. Selain itu, karena tidak memiliki jabatn akademi regular, ia terpaksa mendapatkan penghasilan dengan kuliah umum. Audien simmel, bagi tulisan maupun kuliah-kuliahnya, adalah khalayak intelektual ketimbang sosiolog professional, dan hal ini cenderung membawanya pada penilaian bernada ejekan dari rekan-rekan seprofesinya.
Akhirnya pada tahun 1914 Simmel memperoleh pekerjaan akademik regulerr satu universitas kecil (Strasbourg) namun sekali lagi ia merasa terkucil. Disatu sisi, ia menyesal karena meninggalkan audiennya di kalangan Intelektual Berlin.
Perang Dunia 1 meletus beberapa waktu setelah kerja Simmel di Strasboug. Jadi, Simmel tetap menjadi sosok marjinal di kalangan akademisi Jerman sampai dengan ia wafat tahun 1918. Ia memang tidak pernah menapaki karier akademis. Namun, Simmel menarik banyak pengikut akademik pada masa ini, dan ketenarannya sebagai ilmuwan memang tumbuh pesat setelah beberapa tahun berselang.

2.2           Teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel
Salah satu yang menjadi perhatian awal Simmel dalam karya ini adalah hubungan antara uang dengan nilai. Secara umum ia berpendapat bahwa orang menciptakan nilai dengan menciptakan objek. Semakin besar kesulitan untuk mendapatkan suatu objek, semakin besar pula nilainya. Namun kesulitan untuk memperoleh nilai mempunyai “batas atas batas bawah”. Prinsip umumnya adalah bahwa nilai benda berasal dari kemampuan orang untuk menjarakkan dirinya secara tepat dari objek. Benda-benda yang terlalu dekat, terlalu mudah diperoleh, maka benda itupun tidak terlalu berharga. Dan sebaliknya benda-benda yang terlalu jauh, terlalu sulit, atau nyaris mustahil untuk didapatkan juga sangat tidak bernilai. Benda-benda yang paling bernilai adalah yang tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat. Faktor yang mempengaruhi suatu benda bernilai atau tidak adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kelangkaan, kesulitan untuk memperolehnya, dan keharusan nya diberikan benda lain untuk mendapatkannya. Simmel memandang uang sebagai bentuk khusus nilai. Uang merupakan fenomena yang terkait dengan berbagai komponen kehidupan seperti pertukaran, milik, kebebasan individu, gaya hidup, kebudayaan, dan nilai individu.
Dalam konteks umum nilai inilah Simmel mendiskusikan uang. Dalam ranah ekonomi, uang berperan dalam menciptakan jarak dengan objek dan menawarkan diri menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut. Nilai uang yang melekat pada objek dalam ekonomi modern menyebabkan kita berjarak darinya, kita tidak dapat memperolehnya tanpa uang kita. Kesulitan untuk mendapatkan uang dan objek-objek tersebut menjadikannya bernilai bagi kita. Pada saat yang sama, sekali kita mendapatkan cukup banyak uang, kita mampu mengatasi jarak antara diri kita dengan objek. Dengan demikian uang memiliki fungsi yang unik, menciptakan jarak antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut.
Dalam proses menciptakan nilai, uang juga menyediakan dasar bagi berkembangnya pasar, ekonomi modern, dan akhirnya masyarakat modern. Uang menyediakan sarana yang dapat digunakan elemen-elemen ini untuk mendapatkan kehidupan bagi dirinya sendiri yang bersifat eksternal dan memiliki daya paksa terhadap actor. Hal ini bertentangan dengan masyarakat-masyarakat sebelumnya dimana barter atau perdagangan tidak mengarah pada uang semata. Simmel menyatakan bahwa uang memungkinkan adanya kalkulasi jangka panjang, usaha skala besar, dan kredit jangka panjang. Dan hal itu kini benar-benar terjadi dalam kehidupan ini.
Diam-diam uang berperan penting dalam rasionalisasi dengan meningkatkan arti penting kecerdasan di dunia modern. Di satu sisi, perkembangan ekonomi uang diyakini akan menyebabkan ekspansi proses mental. Sebagai contoh, Simmel menunjukkan betapa rumitnya proses mental yang diperlukan dalam transaksi dengan uang, misalnya membayar tagihan bank dengan uang tunai. Di sisi lain uang juga berperan besar dalam perubahan norma dan nilai dalam masyarakat. Sehingga dapat diartikan bahwa uang bisa mendorong terjadinya “reorientasi fundamental kebudayaan kearah intelektualitas”.

2.3           Efek dari Uang
2.3.1.      Efek Positif
Uang memang seharusnya memberikan manfaat bagi manusia. Dengan ditemukannya uang, manusia mudah untuk menentukan standar dalam bertransaksi. Uang bersifat universal, apalagi di jaman globalisasi saat ini. Uang menaruh investasi jangka panjang kehidupan manusia kedepannya, contohnya dengan adanya pasar modal, tabungan, semua semata-mata dilakukan  karena uang diyakini bisa menjadi jaminan hidup manusia nantinya.
Uang juga dapat memacu setiap orang untuk meningkatkan kapasitas diri, karena tinggi rendahnya nilai uang yang akan dihasilkan, berbanding lurus dengan kualitas diri seseorang. Hasil karya/ usaha seseorang dapat dihargai dengan jumlah besarnya uang yang dia hasilkan. Kakak ipar saya, sebut saja Lutfi, dahulunya miskin, memiliki banyak saudara dan hidup yatim. Ibunya membiayai kuliahnya dengan berdagang nasi uduk setiap hari. Setelah lulus kuliah dengan gelar Sarjana Teknik Kimia, dia melamar kerja di sebuah perusahaan minyak asing, Chevron. Dengan berbagai usaha dan keuletan yang dilakukannya, dia dipindahkerjakan ke Oman dan berpenghasilan lebih dari 70 juta rupiah perbulan. Dia bekerja keras demi mengangkat kondisi keluarganya dengan memiliki uang yang lebih. Saat ini dia disegani dan dihargai orang lain, karena mereka tahu, Lutfi telah berhasil memiliki kualitas diri yang pantas. Secara langsung, status sosialnya juga terangkat dalam kehidupan bermasyarakat.
2.3.2.      Efek Negatif
Efek negatif dari hubungan antara uang dan nilai yang dikemukakan oleh Simmel adalah meningkatnya sinisme dan sikap acuh. Sinisme terjadi ketika aspek tertinggi dan terendah dari kehidupan sosial diperjualbelikan, direduksi menjadi alat tukar umum (uang). Sehingga kita bisa “membeli” kecantikan, kebenaran, ataupun kecerdasan semudah membeli cemilan. Meningkatnya segala hal menjadi alat tukar umum mengarah pada sikap sinis bahwa segala hal memiliki harga, bahwa apapun dapat dijual atau dibeli di pasar.
Efek negatif lain dari ekonomi uang adalah semakin merebaknya hubungan impersonal antarorang. Alih-alih berhubungan dengan individu sebagai pribadi, kita cenderung hanya berhubungan dengan posisi. Misal, ketika mengenal orang kita hanya mengenal dari posisinya saja (tukang antar barang, tukang kebun, tukang roti, dan lain-lain) dan hal itu terlepas dari siapa yang menduduki posisi tersebut.
Dampak yang lainnya adalah reduksi nilai manusia menjadi dolar, “kecenderungan mereduksi nilai manusia menjadi ekspresi moneter” atau bisa dikatakan bahwa manusia bisa dibayar dengan uang. Sebagai contoh, Simmel menggambarkan kasus yang terjadi di masyarakat primitive, yaitu diampuninya pembunuhan dengan membayar sejumlah uang, contoh yang lain yaitu dipertukarkannya seks dengan uang. Meluasnya prostitusi juga merupakan dampak dari ekonomi uang.

2.4           Implementasi teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel
Dalam teori tersebut Simmel mengatakan bahwa “uang memungkinkan adanya kalkulasi jangka panjang, usaha skala besar, dan kredit jangka panjang”. Dan hal itu kini benar-benar terjadi dalam masyarakat, dimana kini banyak bermunculan kredit-kredit. Simmel juga pernah mengatakan bahwa “….jadi salah satu kecenderungan hidup-reduksi kualitas menjadi kuantitas secara amat jelas terwujud dalam bentuk uang…”.
Implementasi teori Simmel dalam masyarakat juga bisa kita lihat dari perkataan Simmel yang mengatakan bahwa “Dampak lain ekonomi uang adalah reduksi nilai manusia menjadi dolar”. Simmel juga memberi contoh tentang hal itu, yaitu meluasnya prostitusi, dan di masyarakat sekarang ini prostitusi seakan sudah menjadi bagian hidup sebagian orang disekitar kita.

2.5           Fakta teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) di lingkungan sekitar
2.5.1.      Di lingkungan kampus (Universitas Trunojoyo Madura)
Di setiap Universitas pasti ada proses Administrasi yang dilakukan oleh Mahasiswa sebelum melakukan proses perkuliahan. Dulu di Universitas Trunojoyo Madura sendiri pembayaran SPP (sekarang menjadi UKT) dilakukan secara langsung dengan datang ke kampus dan membayar kepada petugas sebelum melakukan proses selanjutnya. Tetapi pada saat ini proses pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal) dilakukan dengan Online atau transaksi secara tidak langsung, Jadi mahasiswa melakukan pembayaran dulu melalui bank. Dari sini bisa disebut bahwa melakukan suatu proses untuk memperoleh suatu nilai yang dianggap berharga (kuliah) atau jarak yang dibuat oleh uang dan memperolehnya juga melalui uang serta prosesnya pun mengalami perubahan dari pembayaran langsung menjadi pembayaran secara Online.
Contoh di atas bisa mencontohkan teori Georg Simmel dalam bukunya The Philosophy of Money bahwa uang juga bisa membawa efek positif  yaitu membuat perubahan kearah intelektualitas.
2.5.2.      Di lingkungan Remaja
Remaja identeik dengan keinginannya yang tinggi untuk memperoleh sesuatu yang dianggapnya berharga. Khususnya remaja wanita yang tentu menginginkan kecantikan fisik yang menurut mereka itu adalah sesuatu yang sangat penting. Meskipun jarak yang ada antara mereka dengan kecantikan itu bisa dikatakan sangat jauh karena kosmetik atau sesuatu untuk menjadikan fisik mereka tampak cantik di ukur oleh uang. Semakin mahal harga prodaknya maka menurut mereka semakin berharga pula nilai dari kosmetik tersebut.
Di kota besar, seperti salah satunya adalah Surabaya (kota asal penulis) ada fenomena yang bisa menjelaskan tentang teori tersebut. Mereka yang memiliki uang lebih bisa memperoleh nilai yang berharga (kecantikan) dengan mudahnya namun mereka yang tidak memiliki uang cukup seperti remaja wanita yang berada di pinggiran kota Surabaya hanya bisa memendam keinginan mereka untuk tampil lebih cantik secara fisik dan memendam keinginan untuk mengatasi jarak yang diciptakan oleh uang tersebut.
Contoh ini bisa menjelaskan bahwa pengamatan Georg Simmel mengenai efek negative dari uang sangat dekat dengan masyarakat khususnya masyarakat modern dan sekarang pengamatan simmel itu benar-benar terjadi.
2.5.3.      Di lingkungan Politik
Pada waktu seperti sekarang ini yaitu masa menjelang Pilpres 2014 kita tentunya sudah sering mendengar isu mengenai Money politik atau bahkan fakta mengenai Politik uang tersebut. Penulis menemukan fakta yang terjadi beberapa bulan yang lalu ketika musim kampanye untuk pemilihan Calon Legislatif tahun 2014. Pada waktu itu sering sekali ada kampanye besar yang dilakukan oleh beberapa partai politik di Stadion Gelora 10 November Surabaya yang berlangsung secara bergantian. Ketika ada kampanye besar pasti ada dana besar pula untuk melaksanakan kampanye tersebut. Lalu untuk apa mereka melakukan hal itu?, tentunya untuk memperoleh nilai yang dianggap berharga (suara pada pemilu) dan mengatasi jarak antara Caleg dengan masyarakat. Bahkan tidak hanya melakukan kampanye besar yang membutuhkan dana besar, mereka juga memberikan kaos dan amplop (berisi uang) kepada masyarakat yang berpartisipasi dalam kampanye tersebut untuk mendapatkan suara dari masyarakat sehingga mereka bias menang dalam pemilu Legislatif.
Contoh yang satu ini bisa menjelaskan bahwa uang bisa membuat jarak antara seseorang dengan benda atau orang lain tetapi uang juga yang bisa mengatasi jarak tersebut.




BAB III
PENUTUP

3.1           Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah tentang buku atau teori The Philosophy of Money dari Georg Simmel ini adalah membahas tentang nilai benda yang berasal dari kemampuan orang untuk mengatur antara jarak dirinya dengan objek. Benda bernilai atau tidak adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kelangkaan, kesulitan untuk memperolehnya, dan nilai tukar dari benda tersebut.
Dan dalam hal inilah Georg Simmel dalam teorinya menyampaikan bahwa nilai tukar tersebut dikatakan sebagai uang dan bukan barter lagi seperti dulu. Uang menurut Georg Simmel adalah sebagai alat untuk menentukan nilai, uang juga bisa diartikan benda untuk membuat jarak dari seseorang kepada benda sekaligus memberikan cara penyelesaian untuk mengatasi jarak yang dibuat oleh uang itu sendiri.
Jadi pada teori Georg Simmel yang satu ini lebih menekankan hubungan antara nilai dan uang, bagaimana uang bisa membuat batasan-batasan dari sebuah nilai dan uang sendiri bisa mengatasi batasan-batasan tersebut.

3.2           Saran
Masyarakat modern saat ini telah menjadikan uang sebagai sasaran utama dalam kehidupannya dan telah mengabaikan nilai-nilai yang seharusnya perlu diingatoleh masyarakat yang seharusnya semakin pintar seperti sekarang ini. Saran bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu, uang sebetulnya adalah hanya alat tukar untuk mendapatkan sesuatu atau sebuah nilai yang kita anggap berharga dan uang bukan menjadi sasaran utama dari aktifitas kita tetapi uang hanya menjadi sarana dalam proses mendapatkan nilai yang kita inginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar