Kabupaten
pandeglang
a. Debus
Seni
pertunjukkan ini merupakan kesenian yang sangat populer di Provinsi Banten,
karena hampir ada dan tumbuh berkembang denagan baik disetiap pelosok daerah di
Banten, termasuk Pandeglang. Sehingga debus dapat dikatakan sebagai seni
pertunjukkan ciri khas Banten, walaupun debus terdapat pula didaerah lain,
seperti Garut, Bandung, bahkan di Aceh sekalipun. Permainan debus merupakan
seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai refleksi sikap
masyarakat Banten untuk mempertahakan diri. Kesenian tradisional yang
dikombinasi dengan seni tari, seni suara, dan seni kebatinan ini bernuansa
magis. Debus adalah seni pertunjukkan yang memperlihatkan permainan kekebalan
tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan tebas benda tajam. Dalam permainannya ,
debus banyak menampilkan atraksi kekebalan tubuh sesuai dengan keinginan
pemainnya. Pada masa pemerintah Sultan Ageng Tirtayasa sekitas abab ke-17,
debus difokuskan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam
melawan penjajah. Pada perkembangan selanjutnya, debus menjadi salah satu
bagian dari ragam seni budaya masyarakat Banten
ini banyak digemari oleh masyarakat sebagai hiburan yang langka dan menarik.
b. Rampak
Bedug
Seni
rampak bedug adalah kesenian tradisional masyarakat pandeglang dan sekitarnya
ynag merupakan kulminasi estetik dari tradisi ngadu bedug yang biasa yang
dilakukan warga pada perayaan hari raya idul fitri atau idul adha. Perangkat
peralatan yang digunakan meliputi : satu set bedug kecil sekalu pengatur irama,
tempo dinamika, sedangkan bedug besar sebagai bass, sementara melodi hanya
berasal dari lantunan solawatan ynag dilakukan sambil menabuh. Pola tubuh yang
biasa mereka sebut dengan lagu diantarany : ping-ping cak-cak, nang tang,
celementre, rurudatan, antingsela, selagunung, kelapasamanggar, dan lain-lain.
c. Pandingdang
Pandegalangan
Padingdang
Pandeglang merupakan salah satu kesenian hasil dari kolaborasi rampak bedug
pandeglang dengan kendang pencak, tarian saman, teriakan beluk, lagu-lagu buhun
gendereh, tarian pencak silat, angklung dodod
dan jenis seni tradisi lainnya yang ditata sesuai kebutuhan paket
pertunjukan modern didalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui widerata
bedug, kendang, dan terbang yang terbalut rapih aransemen musik dan melodi
vokal saman, beluk dan sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet
pencak.
d. Dzikir
Saman
Seni
saman disebut juga dzikir maulud yaitu keseni tradisional rakyat Banten
khususnya dikabupaten Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu (vokal)
dan syair-syair yang dilantunkan mengagungkan Asma Allah dan pujian kepada Nabi
Syeh Saman dari Aceh. Tari saman berasal dari kesultanan Banten ynag dibawa
para ulama pada abad 18 sebagai upacara keagamaan untuk memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan maulud, namun dapat berkembang
selanjutnya dapat pula dilakukan pada upacara selametan khitanan, pernikahan
atau selametan rumah. Pemain seni dzikir saman berjumlah antara 26 orang sampai
46 orang. 2 sampai 4 orang sebagai vokalis yang
membacakan syair-syair kitab “berjanji”, sementara 20 sampai 40 orang
ynag semuanya laki-laki mengimbangi lengkingan suara vokalis dengan saling
bersahutan bersamaan (koor) sebagai alok. Pola peermainan seni dzikir saman
dilakukan sehari penuh dengan tiga babakan, yaitu : babakab dzikir, babakan
asroqol, dan babakan saman.
e. Ubrug
Ubrug
adalah seni pertunjukan teater rakyat, yang menampilkan cerita atau lakon,
lawakan, tarian dan lagu. Masyarakat menyebut ubrug karena kesenian ini setiap
tampilannya dulu selalu menimbulkan keramainan yang luar biasa. Sebagian
masyarakat memanggilnya pula dengan sebutan topeng, karena dibagian awal
pertunjukkan ditampilkan pula tarian pembuka, yang disebut sebagai topeng ubrug
atau ronggeng ubrug. Lakon yang dipentaskan biasanya tergantung pada permintaan
yang empunya hajat. Berupa lakon jaman “
Baheula” babad atau legenda, atau juga cerita masa kini, misalnya drama rumah
tangga. Pementasan diawali dengan “ Tatalu” dari penabuhan gamelan, dimaksudkan
untuk menarik perhatian penonton agar segera berkumpul, kemudian dari balik
layar keluarlah beberapa orang penari wanita (ronggeng) mempertunjukkan
kebolehannya dalam menari. Pada acara ini biasanya dimanfaatkan oleh para
penonton untuk bergabung ikut menari berpasang-pasangan sampai beberapa lagu
yang telah dibeli atau dipesan para penonton.
Beberapa
tempat wisata yang ada di Pandeglang antara lain :Taman Nasional Ujung Kulon, Pantai
Ciputih, Pantai Tanjung Lesung, Pantai Kalicca, Pantai Panimbang, Pulau Umang, Pulau
Oar, Pantai Carita, Pemandian Alam Cikoromoy, Pemandian Air Panas Cisolong, Situ
Cikedal, Cikole, Masjid Caringin, Masjid Carita, Prasasti Muruy, Gedung Kodim
Pandeglang, Pendopo Kabupaten Pandeglang, Gedung Penjara Pandeglang, Menara Air
Pandeglang, Menhir Sanghyang Heuleut, Batu Ranjang, Prasasti Munjul, Situs
Gunung Cupu, Batu Sorban, Menhir Batu Lingga, Menhir Pasir Peteuy, Sanghyang
Dengdek, Batu Bergores Cidaresi, Situs Batu Goong, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar