.
Pengertian
Kognisi Sosial
Kognisi sosial adalah tata cara dimana kita
menginterpretasi, menganalisis, mengingat dan menggunakan informasi tentang
dunia sosial. Kognisi sosial dapat terjadi secara otomatis.
Dalam bukunya A Theory of Cognitive
Dissonance, L. Festinger mengemukakan bahwa dalam teorinya yang banyak
dipengaruhi oleh teori psikologi lapangan dari K. Lewin, sector-sektor dalam
lapangan kesadaran dinamakannya elemen-elemen kognisi. Eleman-eleman kognisi
itu saling berhubungan yang terdiri dari tiga jenis hubungan, yaitu hubungan
yang tidak relevan, hubungan yang konsonan, dan hubungan yang disonan.
Hubungan
yang ideal dalam struktur kognisi setiap manusia adalah kondisi konsonan, yaitu
jika antara dua elemen ada hubungan yang relevan, hubungan itu hendaknya tidak
saling bertentangan. Dalam hal ini terjadi hubungan yang disonan. Jenis upaya
yang pertama adalah mengubah eleman prilaku. Upaya yang kedua adalah mengubah
elemen kognisi lingkungan. Upaya yang ketiga adalah menambah elemen baru
kognisi baru sehingga elemen kognisi yang ada mendapat dukungan dari elemen
yang baru.
Jalan
Pintas Mental
Dalam proses kognisi manusia sering kali
menggunakan jalan pintas mental (heuristics) untuk sampai pada suatu kesimpulan
atau atribusi. Jalan pintas itu digunakan untuk mempercepat proses dan
menghemat energi. Dengan kata lain heuristics dalam mental digunakan demi
efisiensi. Berfikir jalan pintas mengandung bahaya kesalahan penyimpulan.
Walaupun demikian, hal tersebut secara otomatis biasa dilakukan karena biasanya
bahasa dan tidak salah.
Baberapa
faktor dalam berfikir jalan pintas :
1.
Representasi, Kita harus menetapkan
atribusi bedasarkan informasi yang tidak lengkap. Disinilah kita berfikir jalan pintas.
Menurut rekaman informasi-informasi dalam ingatan kita.
2.
Pengutamaan (priming), Pikiran jalan
pintas dipengaruhi oleh factor pengalaman yang paling baru (yang baru saja
terjadi).
3.
Pengabaian rata-rata, Berbeda dengan
repersentasi, pengfabain rata-rata justru tidak memperhatikan cirri-ciri yang
umum berlaku. Berfikir jalan pintas disini didasarkan pada informasi khusus
tentang satu orang saja.
4.
Ketersediaan informasi, Jika kepada
orang Amerika diberi pertanyaan mana yang lebih besar, Indonesia atau Bali?
Jawaban mereka adalah Bali, karena mereka mempunyai informasi lebih banyak
tentang Bali, daripada Indonesia.
Berfikir
ilusi (Illusory thinking)
Dalam psikologi, ilusi berarti kesalahan
persepsi. Ilusi dalam persepsi social bersumber pada proses kognisi manusia.
1. Ilusi
tentang korelasi,
McFarland dkk,
dalam penelitian terhadap sejumlah wanita menemukan bahwa sebagian dari mereka
merasa bahwa ada hubungan antara suasana hatinya dengan siklus haid mereka.
Padahal, dalam kenyataannya perubahan-perubahan suasana hati itu terjadi tanpa
ada hubungannya dengan siklus haid mereka. Kesimpulannya adalah bahwa para
wanita tersebut mempunyai ilusi tentang hubungan antara haid dengan suasana
hati.
2. Ilusi control,
Orang merasa
seakan-akan ia dapat mengendalikan lingkungannya, padahal sebenarnya tidak.
3. Penilaian yang terlalu percaya diri,
Ilusi kognisi ini
disebabkan orang selalu ingin menilai kepercayaan-kepercayaannya, tetapi tidak
mau menerima masukan yang tidak sesuai dengan kepercayaannya itu.
Aspek-aspek
dasar kognisi sosial
1. Memperhatikan yang inkonsisten
Segala yang tidak
konsiten lebih diperhatikan daripada yang konsisten. Dalam peristilahan
Festinger, inkonsitensi inilah yang menimbulkan gisonansi kognitif.
Inkonsitensi ini menyebabkan perubahan penilaian atau atribusi dalam hubungan
antara pribadi.
2. Memperhatikan yang negatif
Hilang atau tidak
diperhatikannya elemen-elemen kognisi yang positif akan merugikan atau
mempersulit hubungan antar pribadi. Namun, kecenderungan ini sering dilakukan
oranmg karena dengan memperhatikan yang negatif orang menjadi lebih waspada
terhadap bahaya atau kerugian yang mungkin terjadi.
3. Keraguan karena motivasi
Teori K.Lewin,
seseorang berada dalam konflik mendekat-mendekat dengan elemen A mempunyai
sedikit lebih banyak valensi positif dari elemen B. Sedikit tambahan valensi
positif pada elemen A sudah cukup untuk muembuat seseorang itu memilih A.
4. Berfikir kontrafaktual
Informasi konsistern
atau konsonan dengan akibat perbuatan mempengaruhi pendapat seseorang. Bila
awalnya kontrafaktual atau inkonsisten atau disonan membuat reaksi seseorang
berbeda.
5. Pribadi anda adalah apa yang ada
miliki
Kadang-kadang
benda-benda tertentu sengaja dimiliki seseorang untuk menciptakan citra diri
tertentu. Kecenderungan orang untuk menilai orang lain berdasarkan orang lain
berdasarkan kepemilikannya ini sesuan dengan teori atribusi penyimpulan
terkait, bahwa apa yang dilakukan seseorang merupakan sumber untuk memperoleh
informasi tentang orang itu.
PEMBUATAN
KEPUTUSAN
Salah satu fungsi yang sangat penting dari
proses kognisi adalah pengambilan keputusan. Teori psikologi sosial yang
terbaru sudah dapat mengitung proses pengambilan keputusan secara lebih
kuantitatif. Keuntungan teori prospek ini psikologi dapat meramalkan perilaku
secara lebih tepat dan dapat menyarankan kepada seseorang untuk mengambil
pilihannya yang paling tepat jika kita dapat mengetahui secara akurat berbagai
elemen dalan kogisi. Teori prospek (Khaneman & Tversky) adalah teori yang
mendeskripsikan bagaimana individu mengambil keputusan. Menurut teori prospek,
keputusan diambil melalui dua tahap, kognitif. Dalam mrngevaluasi, individu
diandaikan memakai fungsi nilai yang memiliki tiga karakteristik.
1. Konsekuensi
diterjemahkan kedalam deviasi dari suatu titik refrensi yang umumnya berupa
status quo.
2. Individu
menilai besarnya keuntungan atau kerugian berdasarkan prinsip psikofisik.
3. Respon
terhadap kerugian jauh lebih ekstrim daripada respon mendapat keuntungan.
Pada
prinsipnya fungsi nilai menterjemahkan konsekuensi objektif menjadi nilai
subjektif dari konsekuensi. Teori prospeh juga mengajukan fungsi yang pada
prinsipnya menerjemahkan probabilitas yang menyertai konsekuensi menjadi milai
subjektif dari probabilitas. Dengan demikian, nilai total dari sebuah
alternative adalah nilai subjektif konsekuensi dengan diberi bobot nilai
subjektif dari probabilitasnya.
AFEK
DAN KOGNISI
Afek adalah perasaan, jika afek ini
berlangsung lebih lama dan intensif dinamakan emosi dan jika emosi ini
berkelanjutan dan tak kunjung hilang dinamakan manis (kalau afeknya senang)
atau depresi (kalau afeknya sedih). Kognisi dapat mempengaruhi afek sebagai
rangsang dari dalam (internal stimulus), sama halnya dengan pengruh rangsang
dari luar (eksternal stimulus).
Hakikat
emosi
Dalam teori yang paling klasik (teori
Cannon Bard) emosi timbul bersama-sama dengan reaksi fisiologik. Teori kedua
adalah yang berorientasi pada rangsangnya. Reaksi fisiologik dapat saja sama,
tetapi juka rangsangnya menyenangkan, namanya emosi senang, sebaliknya jika
rangsangan membahayakan, emosi yang timbul dinamakan tahu (Schachter &
Singer, 1962). Teori yang ketiga dinamakan teori James / Lange. Dalam teori ini
emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologi.
Afek
Pengaruhi Kognisi
Afek dapat mempengaruhi kognisi. Ketika
afeknya positif, segalanya dalam kognisi menjadi positif. Namun, jika afeknya
negatif segalanya menjadi negatif. Afek juga berpengaruh pada memori (ingatan).
Afek yang positif bepengaruh pada memori tentang peristiwa-peristiwa yang
positif, sedangkan afek yang negatif bepengaruh pada memori tentang
peristiwa-peristiwa yang negatif.
Kognisi
Pengaruhi Afek
Kognisi mempengaruhi afek juga melalui skema
kognisi. Kalau sebuah peristiwa termasuk kedalam golongan tertentu, afek yang timbul
mengikuti penggolongan itu. Selain itu, simpilan dalam kognisi juga
mempengaruhi afek kita. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi afek dari kognisi
adalah perkiraan atau harapan akan dampak dari perilaku tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar