Pengangguran
adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja, atau sedang mencari
pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal. Menurut Louis Wirth perkotaan
adalah pemukiman yang relative besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Sedangkan menurut Max Weber
kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar
ekonominya dipasar lokal.
Indonesia
merupakan salah satu Negara yang cukup luas dan memiliki penduduk yang sangat
padat bahkan sebagian besar adalah penduduk usia produktif. Jumlah angkatan
kerja yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan peningkatan jumlah kesempatan
kerja akan menimbulkan pengangguran.
Berikut
adalah pemaparan mengenai jenis-jenis pengangguran :
Pengangguran Normal / Terbuka. Penggangguran normal adalah
golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena
pendidikan dan keterampilan tidak memadai.
Setengah Menganggur (Under Employment). Setengah menganggur terjadi
apabila tenaga kerja tidak bekerja secara optimum karena ketiadaan lapangan
kerja atau pekerjaan.
Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment). Pengangguran terselubung terjadi
apabila tenaga kerja tidak bekerja secara optimum karena tidak memperoleh
pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment). Pengangguran friksional adalah
pengangguran temporer yang terjadi karena pergantian pekerjaan atau pergeseran
tenaga kerja. Pengangguran ini disebabkan karena seseorang tidak langsung
menemukan pekerjaan baru setelah berhenti dari pekerjaan lamanya atau dihambat
oleh keterbatasan mereka sendiri.
Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment). Pengangguran musiman disebabkan
oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala.
Pengangguran seperti ini biasa terjadi pada tenaga kerja paruh waktu (part time).
Pengangguran Siklikal / Konjungtural
(Cyclical Unemployment). Pengangguran siklikal berkaitan
dengan naik-turunnya aktivitas atau keadaan perekonomian suatu negara (business cycle).
Pengangguran Struktural (Structural Unemployment). Pengangguran ini muncul akibat
perubahan struktur ekonomi, misalnya dari struktur agraris menjadi industri,
sehingga banyak tenaga kerja yang tidak dapat mmenuhi syarat yang diminta
perusahaan.
Pengangguran Sukarela (Voluntary Unemployment). Pengangguran ini terjadi karena
adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja, tetapi dengan sukarela dia
tidak mau bekerja, karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki
atau pekerjaannya diberikan kepada pegawai baru.
Pengangguran Deflasioner (Deflationary Unemployment). Pengangguran deflasioner
disebabkan lowongan pekerjaan tidak cukup untuk manampung seluruh pencari
kerja.
Pengangguran Teknologi. Pengangguran teknologi disebabkan
karena kemajuan teknologi, yakni pergantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Berbicara mengenai pengangguran di
perkotaan, kota adalah tempat dimana orang-orang banyak melakukan urbanisasi.
Masyarakat yang berasal dari pedesaan memandang bahwa kota adalah tempat yang bisa
merubah hidup mereka dan sumber pemenuhan kebutuhan ekonomi. Namun, pada
kenyataannya orang-orang yang tinggal di perkotaan tetapi mereka tidak memiliki
keterampilan dengan jumlah persaingan yang begitu banyak menyebabkan mereka
menjadi pengangguran di kota.
Pengangguran sampai saat ini menjadi
salahsatu masalah terbesar di Negara ini, hal tersebut dikarenakan sumber daya
manusia yang belum begitu memadai kualitasnya. Selain itu penganggura juga
disebabkan dari rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya keterampilan, kurangnya
lahan pekerjaan, rasa malas dan ketergantungan diri terhadap orang lain, serta
tidak mau berwirausaha. Tingginya tingkat pengangguran di suatu Negara dapat membawa dampak negatif terhadap
perekonomian Negara tersebut. Dimana, pengangguran akan menjadi beban
tersendiri, tidak hanya bagi pemerintah namun juga berdampak bagi keluarga,
lingkungan dan lain sebagainya.
Selain
itu, tingginya tingkat pengangguran di suatu negara, dapat pula meningkatkan
jumlah kriminilatias, menambah keresahan sosial, serta meningkatkan kemiskinan
di dalam suatu negara. Oleh karena itu, melihat banyaknya dampak yang
ditimbulnkan dari pengangguran penting halnya untuk mencari sebuah solusi dalam
mengatasinya, terutama pengangguran yang ada di perkotaan.
Beberapa solusi dalam mengurangi
angka pengangguran di perkotaan antara lain :
ü Pemerintah mengadakan atau
menyediakan lapangan kerja yang tidak terlalu menuntut tingkat pendidikan
khusus, melainkan keterampilan. Dalam hal ini, pemerintah dapat menjalin
kerjasama dengan pihak-pihak swasta dan dengan investor asing.
ü Pemerintah mengubah sistem
pendidikan Indonesia dan kurikulum pendidikan, yaitu menerapkan pendidikan
berbasiskan entrepreneurship dan bisnis sejak pendidikan tingkat dasar
dan pendidikan menengah. Apalagi di era modern ini dan diterapkannya pasar
bebas di beberapa kawasan dan bahkan dapat dikatakan sudah mengglobal ini.
ü Pemerintah menyediakan
lembaga-lembaga pembinaan dan pelatihan khusus dan gratis. Ini diperlukan
terkhusus untuk mereka yang tidak sempat atau tidak mampu menimba ilmu di
sekolah-sekolah formal, sehingga merekapun dapat memiliki keterampilan khusus
yang diperlukan. Dengan demikian, mereka memiliki modal (Human Capital)
untuk bekerja.
ü mengembangkan
kreativitasnya melalui berwirausaha mandiri.
ü Menggalakkan kegiatan ekonomi informal. Kebijakan
yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan cara mengembangkan
industri rumah tangga sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah
ada lembaga pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan ekonomi informal
yakni Departemen Koperasi dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor
informal diperlukan keterpihakan dari Pemda setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar