Kamis, 15 Desember 2016

Pengangguran di Perkotaan dan Solusinya




Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja, atau sedang mencari pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal. Menurut Louis Wirth perkotaan adalah pemukiman yang relative besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Sedangkan menurut Max Weber kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar ekonominya dipasar lokal.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang cukup luas dan memiliki penduduk yang sangat padat bahkan sebagian besar adalah penduduk usia produktif. Jumlah angkatan kerja yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan peningkatan jumlah kesempatan kerja akan menimbulkan pengangguran.
Berikut adalah pemaparan mengenai jenis-jenis pengangguran :
Pengangguran Normal / Terbuka. Penggangguran normal adalah golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena pendidikan dan keterampilan tidak memadai.
Setengah Menganggur (Under Employment). Setengah menganggur terjadi apabila tenaga kerja tidak bekerja secara optimum karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan.
Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment). Pengangguran terselubung terjadi apabila tenaga kerja tidak bekerja secara optimum karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment). Pengangguran friksional adalah pengangguran temporer yang terjadi karena pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja. Pengangguran ini disebabkan karena seseorang tidak langsung menemukan pekerjaan baru setelah berhenti dari pekerjaan lamanya atau dihambat oleh keterbatasan mereka sendiri.
Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment). Pengangguran musiman disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala. Pengangguran seperti ini biasa terjadi pada tenaga kerja paruh waktu (part time).
Pengangguran Siklikal / Konjungtural (Cyclical Unemployment). Pengangguran siklikal berkaitan dengan naik-turunnya aktivitas atau keadaan perekonomian suatu negara (business cycle).
Pengangguran Struktural (Structural Unemployment). Pengangguran ini muncul akibat perubahan struktur ekonomi, misalnya dari struktur agraris menjadi industri, sehingga banyak tenaga kerja yang tidak dapat mmenuhi syarat yang diminta perusahaan.
Pengangguran Sukarela (Voluntary Unemployment). Pengangguran ini terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja, tetapi dengan sukarela dia tidak mau bekerja, karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki atau pekerjaannya diberikan kepada pegawai baru.
Pengangguran Deflasioner (Deflationary Unemployment). Pengangguran deflasioner disebabkan lowongan pekerjaan tidak cukup untuk manampung seluruh pencari kerja.
Pengangguran Teknologi. Pengangguran teknologi disebabkan karena kemajuan teknologi, yakni pergantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
            Berbicara mengenai pengangguran di perkotaan, kota adalah tempat dimana orang-orang banyak melakukan urbanisasi. Masyarakat yang berasal dari pedesaan memandang bahwa kota adalah tempat yang bisa merubah hidup mereka dan sumber pemenuhan kebutuhan ekonomi. Namun, pada kenyataannya orang-orang yang tinggal di perkotaan tetapi mereka tidak memiliki keterampilan dengan jumlah persaingan yang begitu banyak menyebabkan mereka menjadi pengangguran di kota.
            Pengangguran sampai saat ini menjadi salahsatu masalah terbesar di Negara ini, hal tersebut dikarenakan sumber daya manusia yang belum begitu memadai kualitasnya. Selain itu penganggura juga disebabkan dari rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya keterampilan, kurangnya lahan pekerjaan, rasa malas dan ketergantungan diri terhadap orang lain, serta tidak mau berwirausaha. Tingginya tingkat pengangguran di suatu Negara  dapat membawa dampak negatif terhadap perekonomian Negara tersebut. Dimana, pengangguran akan menjadi beban tersendiri, tidak hanya bagi pemerintah namun juga berdampak bagi keluarga, lingkungan dan lain sebagainya.
            Selain itu, tingginya tingkat pengangguran di suatu negara, dapat pula meningkatkan jumlah kriminilatias, menambah keresahan sosial, serta meningkatkan kemiskinan di dalam suatu negara. Oleh karena itu, melihat banyaknya dampak yang ditimbulnkan dari pengangguran penting halnya untuk mencari sebuah solusi dalam mengatasinya, terutama pengangguran yang ada di perkotaan.
Beberapa solusi dalam mengurangi angka pengangguran di perkotaan antara lain :
ü  Pemerintah mengadakan atau menyediakan lapangan kerja yang tidak terlalu menuntut tingkat pendidikan khusus, melainkan keterampilan. Dalam hal ini, pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan pihak-pihak swasta dan dengan investor asing.
ü  Pemerintah mengubah sistem pendidikan Indonesia dan kurikulum pendidikan, yaitu menerapkan pendidikan berbasiskan entrepreneurship dan bisnis sejak pendidikan tingkat dasar dan pendidikan menengah. Apalagi di era modern ini dan diterapkannya pasar bebas di beberapa kawasan dan bahkan dapat dikatakan sudah mengglobal ini.
ü  Pemerintah menyediakan lembaga-lembaga pembinaan dan pelatihan khusus dan gratis. Ini diperlukan terkhusus untuk mereka yang tidak sempat atau tidak mampu menimba ilmu di sekolah-sekolah formal, sehingga merekapun dapat memiliki keterampilan khusus yang diperlukan. Dengan demikian, mereka memiliki modal (Human Capital) untuk bekerja.
ü  mengembangkan kreativitasnya melalui berwirausaha mandiri.
ü   Menggalakkan kegiatan ekonomi informal. Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan cara mengembangkan industri rumah tangga sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada lembaga pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan ekonomi informal yakni Departemen Koperasi dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor informal diperlukan keterpihakan dari Pemda setempat.



           
           
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar