Selasa, 27 Desember 2016

Makna dan Manfaat Ibadah Haji




    Hasil gambar untuk ibadah haji
 Haji yang ideal menurut al-Qur'an adalah haji yang dilakukan semata-mata karena Allah swt. Di dalam pelaksanaannya, seorang jamaah harus memperhatikan larangan-larangan haji. Setelah berhaji seseorang tetap diperintahkan untuk melakukan dzikir. Sedangkan dalam hadis, masalah haji disebutkan sebagai salah satu Rukun Islam yang lima. Ia diwajibkan atas setiap muslim yang mampu, sekali seumur hidup. Selain itu haji juga sebagai jihadnya kaum perempuan. Orang yang menahan diri dari tidak melakukan larangan-larangan haji akan diampuni dosa-dosanya, bagaikan seorang bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Haji yang ideal menurut hadis adalah haji mabrur, yang balasannya tiada lain adalah surga.
       Rasulullah saw melakukan ibadah haji hanya satu kali, yang dikenal dengan haji wada'. Pelaksanaan haji tersebut disertai oleh sahabat-sahabat beliau, terjadi pada tahun ke-10 Hijriyah dengan mengambil miqat di Dzul Hulaifah. Beliau dan para sahabat yang membawa binatang kurban melakukan haji ifradh, sedangkan para sahabat yang tidak membawa binatang kurban diperintahkan Rasulullah saw untuk melakukan haji tamattu'. Sementara itu, Aisyah ra melakukan haji qiran. Dari sinilah muncul tiga macam tata cara pelaksanaan haji; ifradh, tamattu' dan qiran. Jauhnya jarak dengan umat setelah masa Rasulullah saw, meniscayakan kehadiran para fuqaha yang memunculkan perspektif baru tentang pelaksanaan haji.
       Perkembangan manasik haji menurut ulama fikih, lebih pada kesepakatan adanya beberapa amalan-amalan haji yang harus dilakukan oleh orang yang berhaji. Sedangkan perbedaannya adalah dalam penentuan hukum amalan-amalan haji tersebut, sehingga muncul klasifikasi; rukun, wajib dan sunat haji.
      Ada beberapa manfaat ibadah haji yang dapat dipetik dari pengalaman muslim berhaji, antara lain menyangkut persoalan hubungan sosial, ekonomi atau perdagangan dan untuk menambah pengetahuan. Selain itu, haji juga merupakan kesempatan untuk memenuhi kerinduan rohani dan perintah agama. Dari pemahaman ibadah haji yang komprehensif dan pelaksanaannya yang khusyuk, akan melahirkan nilai-nilai universal, antara lain keikhlasan, kepasrahan (tawakkal), ketakwaan, kesabaran, ketabahan, dan berbuat amal shaleh serta menjauhi dan menolak segala
kejahatan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Selain itu juga dapat mencegah
perbuatan maksiat, berbantah-bantahan, berlaku sombong dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai itu diharapkan seorang haji akan berakhlak mulia sekembali ke tanah air masing-masing, sehingga ibadah haji sesuai dengan tujuannya memiliki
daya ubah positif bagi diri individu muslim tersebut maupun lingkungannya.
(Muhammad Yusuf. TESIS.UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar